Rabu, 08 September 2010

Malam terakhir Ramadhan

Malam 30 Ramadhan,
Ini adalah malam terakhir ramadhan. Perpisahan dengan keagungan Illahi telah di depan mata,terasa sangat berat bagiku,tak ada lagi ketentraman sembahyang hingga larut malam di Masjid, tak ada lagi merdu suara orang tadarus yang mnegantarku menikmati mimpi.








Seperti kata seseorang, "dari 100% sebuah proses maka 1% terakhirlah yang terberat". 


Puasa,
Ini ku alami dalam hari hari terakhirku puasa. 
Dimulai tadi siang ketika aku sedang berbelanja bersama kakak sepupuku di toserba J*d* B*r* Kebumen. Yang kudapati disana orang-orang dengan santai dan enaknya makan dan minum di depan umum,walaupun jelas-jelas ini masih dalam bulan suci Ramadhan dimana setiap umat muslim diwajibkan berpuasa. Mungkin ada beberapa pembelaan dari kaum hawa bahwa mereka sedang tidak suci,tapi apakah pantas seorang wanita berjilbab dengan tanpa rasa bersalah makan dan minum di hadapan orang berpuasa?
Silahkan kalian menentukan,tapi bagiku itu sama saja dengan merendahkan martabatnya sendiri di khalayak umum.Untuk yang laki-laki jelas pembelaan seperti apapun sangat sulit untuk diterima,kecuali jika mereka mengaku bukan beragama Islam.
Tindakan orang-orang ini sangat berbeda jauh dengan awal Ramadhan dimana hampir semua orang mengaku berpuasa dan akan sangat sungkan bermaksiat atau makan di tempat umum. Namun dipenghujung bulan ini,tabiat mereka kembali seperti semula melupakan bahwa bulan suci belum berakhir.
Pemandangan orang bemesraan dan mengumbar aurat di tempat umum menjadi kian marak,bukannya saya tidak suka melihat yang indah-indah namun sangat kurang pantas jika hal sperti itu dilakukan di saat manusia sebaiknya bertobat.


"Sedikit anilisa tamabhan saya tentang orang-orang yang kurang baik itu adalah mayoritas para pendatang dari kota dan minoritas adalah penduduk lokal,dilihat dari cara berpakaian yang maaf "lebay" sok gaul dan juga belum banyaknya fenomena seperti itu ketika kota ini masih sepi oleh para pemudik" jika hal itu benar sangat disayangkan orang kota kurang bisa memberikan contoh yang baik kepada orang ndeso seperti saya.




Pulsa,
Hari beranjak sore,dan aku memutuskan untuk membeli pulsa. Bukan di konter HP langgananku memang karena hutangku disana sudah menumpuk dan aku belum mampu membayarnya. Kubeli pulsa sejumlah 25 ribu,di konter sembarang yang aku temui di jalan. Malangnya... terjadi gangguan dan pulsa tidak kunjung masuk hingga detik ini. Niatan ingin langsung komplain namun hujan begitu deras mendera menghentikan langkahku. Mungkin esok akan kuselesaikan masalahku.




Ikan koi,
Hingga menjelang buka puasa hujan kian deras saja,hingga halaman depan rumah tergenang air dengan ketinggian kurang lebih 15cm,beruntung air tidak masuk kedalam rumah. Tiba-tiba terllintas sebuah ide untuk mengubah halaman rumah yang banjir untuk dijadikan sebuah kolam koi,tampaknya sebuah ide yang brilian.

Traweh
tekadku untuk berangkat traweh terakhir memang sangat besar,entah malaikat apa yang merasukiku,malaikat yang selalu membuatku yakin jika aku berhasil menjadi orang alim, doaku tentang universitas faforit dan jodoh idaman akan terkabul.
Cobaan dimulai setelah berbuka puasa,tampaknya perutku selalu memberontak setelah puas berpesta dengan hidangan yang aduhai. Rasa mual dan sakit yang tak terkira sempat membuat niatku surut,namun setelah membuka facebook dan menatap wajah mantan saya yang sedang update status.... 
rasa mualnya bukannya hilang malahan bertambah berlipat lipat. 
Entah kenapa perut terasa sakit jika melihat mukanya.Hingga akhirnya aku muntah juga,benar-benar alasan yang konyol untuk muntah,yaitu seorang wanita. 
Setelah mengeluarkan sedikit makanan dari lambungku fisik terasa kembali bugar, namun hujan kian deras dan menjadi bahkan air banjir nyaris masuk rumah. 
Rasa ragu mulai melanda lagi apalagi partner sejatiku menelepon dan mengeabarkan dia tak bisa ikut solat traweh karena rumahnya banjir.
Setelah ku pikir-pikirdann ku kuatkan iman, berangkat juga akhirnya menuju masjid,menerobos hujan badai dan banjir yang melanda desaku tercinta.
Di Masjid,ku rasakan nikmat yang luar biasa, sama sekali tak ada sesal mengunjunginya,singgah di rumah Allah. Sungguh ada kedamaian disana
,ada pula jawaban atas kegundahan hati.

Dan setelah perenungan panjangku.
Kututup pintu hatiku untuk orang lain,dan menunggu seseorang spesial datang lagi untuk membukanya entah siapa dia tak akan kucari biar Allah saja yang mengatur. Dan aku tak ingin lagi bermain-main dengan perasaan juga wanita.

0 comments:

Posting Komentar