Setiap umat muslim ketika tiba hari raya Idul Fitri memiliki sebuah tradisi untuk memohon maaf secara formalitas baik langsung maupun tidak langsung. Dan nyaris selalu mengatakan "mohon maaf lahir dan batin" yang akan dijawab pula "saya telah memaafkan kesalahan anda,saya juga mohon maaf lahir dan batin". Namun yang dipertanyakan adalah peranan batin manusia dalam meminta maaf dan memaafkan seseorang,dalam lisan akan mudah mengatakan "aku telah memaafkanmu" tapi dalamnya hati siapa yang tau?
Akankah kesucian hari raya ini terpaku hanya pada lahiriah saja dimana saling memaafkan hanya sebuah tradisi dan tidak mengakar hingga batin?
Memohon maaf mungkin jauh lebih mudah,yang sulit adalah bagian dimana menyadari telah melakukan sebuah kesalahan.
Kadang aku bertanya kenapa orang-orang tidak pernah berkata "Allah saja bisa meminta maaf kenapa kita yang manusia tidak" jawabannya karena kodrat manusia dan Tuhannya sangat berbeda dan tak mungkin bisa disamakan. Kata-kata diatas sama saja dengan satu kalimat bodoh yang sering diucapkan orang "Allah saja bisa memaafkan mengapa kita yang manusia tidak". Jelas disini terdapat kesalahan perbandingan dimana hasil ciptaan disamakan dengan keagungan penciptanya.
Dan aku secara pribadi tidak bisa menjadi seperti Allah tidak pula bisa semurni para rosul yang dapat memaafkan semua kesalahan orang lain dengan mudah,aku hanya sebatas manusia biasa.
Dalam lisan aku bisa berkata, "aku talah memaafkanmu" tapi dalam batinku kukutuki semua kesalahanmu dan berharap karma segera datang menelanmu dalam penderitaan terdalam.
Memang munafik tapi begitulah manusia selalu bersembunyi dibalik topeng-topeng, minimal agar diterima dilingkungan dan terllihat kuat.
Antara perkataan dan hati sangat sulit untuk selaras terutama untuk para kaum hawa.
Aku harap dalam hari yang fitrah ini ingin kuselaraskan hati dan perkataan jika memang aku membencinya akan kukatakan, dan jika aku mencintainya akupun akan coba mengatakannya. Biarpun terlihat arogan kesalaras jauh lebih menawan dari kemunafikan.
Minal 'Aidin wal-Faizin mohon maaf lahir dan batin
0 comments:
Posting Komentar